Cerpen – Frengki Andriyanto duduk di kursi kayu di ruang tamu rumahnya, mata terpaku pada foto sang ayah yang tersusun rapi di dinding. Kehilangan sang ayah ketika masih duduk di bangku SMP meninggalkan luka yang dalam di hati Frengki. Namun, dari sana, kisah perjuangan seorang jurnalis muda dimulai.
Lahir di Bandar Lampung pada 8 Desember 1998, Frengki dibesarkan dalam keluarga sederhana. Ayahnya adalah buruh bangunan, sementara ibunya mengurus rumah tangga. Setelah kepergian sang ayah, Frengki menjadi tulang punggung keluarganya. Ia membantu ibunya berjualan di pasar, berusaha keras memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Setelah menyelesaikan SMA, Frengki mendapatkan pekerjaan di PT Giant Pineapple III Humas Lampung Tengah sebagai staf humas. Pekerjaan ini membuatnya merasa bangga karena dapat membantu keluarganya. Namun, seperti banyak orang lainnya, pandemi COVID-19 pada tahun 2020 membuatnya kehilangan pekerjaan.
Beberapa bulan menganggur, Frengki akhirnya mendapat pekerjaan di PT Indomarco sebagai kasir pada tahun 2021. Ini adalah peluang baru untuknya, dan ia berterima kasih atas kesempatan tersebut. Di mata Frengki, pekerjaan ini adalah langkah penting untuk membantu ibunya dan keluarganya.
Namun, takdir berkata lain. Adik kesayangan Frengki yang dititipkan oleh ayahnya kabur dari rumah untuk menikah. Ini adalah pukulan berat bagi Frengki, merasa seperti ia telah gagal dalam menjaga adiknya.
Rasa putus asa mulai merasukinya. Ia sering melamun dan mengurung diri di kamar. Tapi kehidupan tidak berhenti begitu saja.
Suatu hari, ibunya datang ke kamar Frengki. Dengan mata yang penuh kasih sayang, ibunya memberikan semangat dan nasihat bijak. Ibunya meyakinkan Frengki bahwa ia adalah anak yang baik dan cerdas, dan bahwa adiknya pasti akan kembali.
Frengki mendengarkan nasihat ibunya dengan hati yang terbuka. Ia mulai menyadari bahwa kehidupan memberi tantangan, dan dia harus bangkit. Ia merasa terdorong untuk mencari pekerjaan baru dan menjalani hidup dengan semangat baru.
Dengan tekad bulat, Frengki memutuskan untuk mengejar impian sejatinya: jurnalistik. Ia mencari pekerjaan sebagai jurnalis di media lokal di Lampung.
Tidak mudah, tapi Frengki tahu bahwa ia harus berjuang. Ia belajar dengan tekun, mengikuti pelatihan dan workshop jurnalistik. Dan setelah hampir tiga tahun bekerja sebagai jurnalis, Frengki telah tumbuh menjadi profesional berkualitas. Ia menciptakan berita-berita yang berkualitas dan informatif.
Prestasi dan perjuangannya bukan hanya sebuah pencapaian pribadi. Frengki merasa terhutang budi pada dukungan ibunya yang selalu ada di sisinya. Dan Uda Rahmad Sanico, sahabatnya, juga memberikan semangat dan inspirasi.
Sekarang, sebagai seorang jurnalis yang sukses, Frengki merasa bahagia dan bersyukur. Ia memiliki impian lebih besar, yaitu menjadi jurnalis yang dapat menginspirasi masyarakat dengan karyanya. Dengan semangatnya yang tak kenal lelah, Frengki yakin bahwa ia dapat mencapai semua impian tersebut, membuktikan bahwa dalam perjuangan, kegigihan dan dukungan keluarga adalah kunci kesuksesan.
Klik Gambar