TULANG BAWANG – Panggung politik Kabupaten Tulangbawang diramaikan dengan ketegangan saat Sugar Group Companies (SGC), pemain besar di dunia perkebunan tebu, memilih untuk mengabaikan undangan rapat kerja Komisi 1 DPRD Tulangbawang pada Senin, (27/11) kemarin. Sebuah drama menarik terbentang, meninggalkan pertanyaan besar tentang hubungan antara pemerintah daerah dan raksasa perkebunan ini.
Ketika Ketua Komisi 1 DPRD Tulangbawang, Herwan Saleh, dan rekan-rekannya bersiap-siap, SGC memutuskan untuk menghilang dari panggung politik. Sikap ini tidak hanya mengecewakan, tetapi juga menciptakan suasana misteri seputar bagaimana korporasi menghadapi lembaga legislatif setempat.
Pada rapat yang dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Daerah dan OBH LBKNS Tulangbawang, SGC membuat keputusan menolak undangan, memancing kekecewaan dari pihak DPRD. Ketidak hadiran SGC dianggap sebagai bentuk merendahkan lembaga terhormat di Tulang Bawang.
Fitra Agustinus, Ketua OBH LBKNS Tulangbawang, dengan nada tegas menyatakan, “Saya menganggap pihak perusahaan menyepelekan DPRD Tulangbawang. Apabila pimpinan perusahaan berhalangan, seharusnya mengutus perwakilan,” jelasnya.
Kasimin, anggota DPRD fraksi Gerindra, membenarkan bahwa SGC memilih untuk tidak hadir dalam rapat yang diantisipasi banyak pihak. “Iya, tidak hadir,” jelas Kasimin melalui pesan singkat WhatsApp, Rabu (29/11/2023).
Rapat kerja yang seharusnya membahas dampak pembakaran tebu oleh SGC selama panen, mendadak berubah menjadi pertunjukan dramatis ketika SGC absen tanpa pemberitahuan. DPRD Tulangbawang berencana untuk mengundang kembali SGC, membuka babak baru dalam dinamika hubungan antara pemerintah daerah dan perusahaan raksasa ini.
Klik Gambar