Lampung Barat-Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Institut Teknologi Sumatera (ITERA) berkesempatan untuk belajar langsung dan terlibat dalam kegiatan pertanian di Pekon Giham Sukamaju, Lampung Barat. Mereka tidak hanya mengamati, tetapi juga ikut serta dalam berbagai tahapan pengolahan pertanian, mulai dari persiapan lahan, pemberian pupuk, perawatan tanaman, hingga pemanenan hasil pertanian. Kegiatan ini memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa untuk memahami proses bertani yang dilakukan oleh masyarakat setempat, serta tantangan yang dihadapi dalam mengelola lahan pertanian secara berkelanjutan.
Salah satu aktivitas utama yang dilakukan adalah pemberian pupuk dan penyemprotan obat tanaman guna menjaga kesuburan tanah serta melindungi tanaman dari hama dan penyakit. Mahasiswa belajar langsung dari para petani mengenai jenis-jenis pupuk yang digunakan, baik organik maupun anorganik, serta cara mengaplikasikannya secara efektif agar hasil panen lebih optimal. Selain itu, mereka juga diajarkan bagaimana mengenali gejala penyakit pada tanaman dan cara penanganannya, sehingga dapat memahami pentingnya manajemen kesehatan tanaman dalam pertanian.
Selain proses perawatan, mahasiswa KKN ITERA juga ikut serta dalam proses pemanenan berbagai macam sayuran dan buah-buahan, seperti cabai, tomat, sawi, timun, jeruk, alpukat, hingga jambu. Dalam kegiatan ini, mereka diajarkan bagaimana cara memanen dengan teknik yang benar agar tanaman tetap produktif dan tidak mengalami kerusakan. Pengalaman ini memberikan wawasan baru bagi mahasiswa tentang cara kerja pertanian skala kecil yang banyak diterapkan di daerah pedesaan, sekaligus meningkatkan apresiasi mereka terhadap peran petani dalam menjaga ketahanan pangan.
Kegiatan belajar langsung di lahan pertanian milik berbagai warga dari Pekon Giham Sukamaju. Program ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis bagi mahasiswa yang merupakan mahasiswa dari berbagai program studi, tetapi juga mempererat hubungan mereka dengan masyarakat setempat dan membantu para petani dalam mengolah hasil pertanian mereka. Dengan terlibat secara langsung, mahasiswa memahami bahwa pertanian bukan sekadar pekerjaan fisik, tetapi juga memerlukan keahlian dan strategi yang tepat untuk mencapai hasil yang maksimal.
Selain itu, para mahasiswa juga mendengar beberapa keluhan dari para petani lokal, para petani di Pekon Giham Sukamaju menyampaikan keluhan mereka terkait keberadaan tengkulak atau agen yang sering kali menetapkan harga beli hasil panen dengan nilai yang rendah. Mereka mengungkapkan bahwa harga yang ditentukan tidak sebanding dengan biaya produksi, seperti pembelian pupuk, obat tanaman, serta tenaga kerja yang dikeluarkan selama masa tanam hingga panen. Para petani berharap adanya solusi dari pihak terkait, baik pemerintah maupun organisasi pertanian, untuk membantu mereka mendapatkan harga yang lebih adil. Pada akhirnya, dari setiap rangkaian yang telah dikelar dalam waktu 14 hari, para warga desa berharap pengalaman ini dapat menjadi bekal untuk mengembangkan inovasi pertanian di masa depan serta menginspirasi generasi muda lainnya untuk lebih peduli terhadap sektor pertanian.