Pringsewu – Meskipun Pemerintah Daerah Kabupaten Pringsewu sudah keluarkan edaran bahkan sampai dengan Kementerian Sosial RI juga telah menerbitkan keputusan tentang petunjuk teknis penyaluran program sembako di tahun 2025 ini, untuk dilarang pihak lain mengarahkan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Sembako dalam memperoleh bahan pangan dan memilih toko yang menjual bahan pangan, juga tidak diindahkan oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab.
Kenyataannya, penyaluran program sembako yang terjadi dibeberapa Pekon di Kabupaten Pringsewu melibatkan sejumlah Kepala Pekon serta Aparatnya, juga termasuk ada keterlibatan dari beberapa Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) untuk mengarahkan KPM Program sembako membelanjakan uang bantuan tersebut ke salah satu suplaeir.
Contohnya di Pekon Patoman Kecamatan Pagelaran, melalui aparat pekonnya untuk mengumpulkan Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS) dari masing-masing KPM serta dilakukan penggesekan di mesin EDC milik Suplaeir sekaligus pengambilan bahan pangan berupa beras, telor, terigu dan minyak makan.
“Iya dikumpulin, malah yang enggak mau dikumpulin kartunya itu ada sedikit ancaman lah, mungkin karena dulu saya E-warungnya jadi kalau ada apa-apa KPM itu banyak yang laporan ke saya, karena mereka anggap saya yang faham dan tahu, jadi mereka laporan soal adanya ancaman-ancaman ya dari PSM-nya atau dari pak RT-nya sendiri, ancamannya ya berupa kalau gak mau nanti dicabut bantuannya gitu,” beber SR, kepada media ini, Senin (24/2/25).

Untuk penyalurannya sendiri, masih kata dia (SR-red), selain penggesekan KKS bahan pangan sembakonya pun sudah langsung dibagikan kepada masing-masing KPM oleh PSM Pekon Patoman.
“Penggesekan kartu sudah malah barangnya sudah dibagi, kalau di Pekon Patoman ambil barangnya di rumah Riski PSM-nya itulah,” terang dia.
Masih kata dia, selain keterlibatan mulai dari Kepala Dusun (Kadus), RT dan PSM, juga disebut adanya keterlibatan dari Kepala Pekon Patoman dalam penyaluran program sembako itu.
“Jelas pak lurahnya lah, karena selain KPM dapat ancaman dari RT dan PSM juga menyebut adannya acaman dari pak Bayannya (Kadus), bahkan ada juga sudah kadung digesek duitnya diambil,” tambahnya.
Terpisah, Riski PSM Pekon Patoman saat dikonfirmasi media ini meminta sekaligus ketemu di kediamannya Kepala Pekon Patoman Sudiyono, diakui Riski bahwa memang penggesekan kartu sampai dengan pembagian bahan pangan sembako dilakukan di rumahnya sendiri pada hari Minggu (23/2/25) kemarin walaupun sempat mengelak. Selain itu juga ia (Riski-red) sebut mendapatkan arahan dari salah satu Ormas G serta Apdesi Kecamatan Pagelaran.
“Kalau itu semua arahan dari Ormas G melalui Apdesi, waktu itu yang ngumpulin dari Apdesi pak HI (salah Kakon di Kecamatan Pagelaran),” akunya Riski.
Dalam penyaluran sembako yang dilakukannya, Riski mengaku mendapatkan keuntungan dari Suplaier yang disebutnya dari Ormas G sebesar 5.000 rupiah dari setiap per KPM-nya. Padahal, dia sudah mengetahui adanya edaran dari Plh. Sekretaris Daerah Kabupaten Pringsewu larangan untuk mengarahkan KPM, kalau untuk Juknis Tahun 2025 ia mengaku belum mengetahuinya, sedangkan Kemensos sudah menerbitkan Keputusan No.22 Tahun 2025 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Program Sembako.
“dikasih lima ribu tiap KPM-nya, kalau edaran sekda kemarin tahu mas, kalau Juknis 2025 belum tahu saya,”ujar dia.
Klik Gambar