PRINGSEWU (HGL) – Tidak terima dengan pemberitaan sebelumnya Direktur Utama BUMD PRingsewu Jaya Sentosa (PJS) Ahmad Nur Fikri meminta media ini untuk klasifikasi langsung kepada dirinya. Saat ditemui di ruang kerjanya di Fikri menjelaskan PJS harus melakukan sesuatu 3 unit kegiatan yang sudah dilakukan study kelayakan oleh Pemkab. Namun ketika PJS sudah membuat rencana kerja ternyata tidak bisa dilaksanakan terkendala regulasi dan perhitungan dari tim analisis investasi ternyata tidak layak. <span;> Jadi usaha tranding bukan bisnis yang direncanakan tetapi bisnis yang disarankan oleh Pembina PJS untuk menjalankan bisnis apapun supaya PJS ini ada kegiatan bisnis walaupun keuntungannya kecil.
<span;>Kemudian mengenai keuntungan pada tahun 2024 lalu yang sebesar 24 juta rupiah merupakan hasil dari kegiatan usaha tanding ayam boiler yang bekerja sama dengan Rumah Potong Hewan dengan modal 420 juta rupiah. Kamis (6/2/2025)
“Dalam berita sebelumnya kan seolah-olah laba tersebut dari penyertaan modal 5 miliar. Padahal yang baru di pakai untuk modal usaha sekitar 400 juta, sisanya masih ada pada Kas PjS,” kilah Fikri.
Disinggung mengenai rinciian sisa dari penyertaan modal tersebut, Fikri terbata menjelaskan bahwa sebagian besar dimasukan ke Deposito Banķ sebesar 3,5 miliar dan rekening Giro 400 juta rupiah, sisanya untuk operasional kantor. ” perputaran modal itu si angka 400 jutaan dengan keuntungan 24 juta dan itu kita baru mulai di bulan Juni 2024.” Ulasnya.
Sebelumnya sambung Fikri sebelum dimasukan ke deposito dana tersebut ada di rekening Giro dan mendapatkan bunga 45 juta dalam setahun. ” Karena bunganya kecil hanya 6 juta perbulan baru perdesember kemarin kita ganti ke Deposito dengan bunga perbulan 11 juta.”
![](https://hariangloballampung.com/wp-content/uploads/2023/01/IMG-20230113-WA0001.jpg)
Melihat hal ini tokoh muda pringsewu Nurdin yang juga sebagai ketua Partai Buruh Kabupaten Pringsewu berpendapat prinsip didirikannya BUMD adalah untuk meningkatkan PAD, jika Kemudian BUMD tersebut yang dalam hal ini adalah PJS ingin mengambil alih kegiatan yang sudah dikelola oleh dinas dan dari mana rumusnya PAD akan meningkat, seharusnya melakukan sektor usaha yang benar benar belum digarap. Minggu, (9/2/2025)
” Pasar kan sudah dikelola oleh koperindag, dan sudah menghasilkan PAD kenapa mau di ambil alih, harusnya cari sektor lain yang belom digarap, kemudian katanya sudah ada study kelayakan dan dinyatakan layak tetapi mengapa tim analisis investasi menyatakan tidak layak, sebenarnya study nya dilakukan atau tidak, kemudian malah melakukan bisnis yang keuntungannya kecil apalagi informasi bisnis trandingnya mengalami penurunan, jelas mengindikasikan bahwa direksi PJS itu tidak bisa berinovasi atau malas berinovasi, harus segera dilakukan audit sebelum modal tersebut makin banyak berkurang hanya untuk operasional kantor karena lebih besar pasak dari pada tiang,”
Jika kita cermati, dari penyertaan modal sebesar 5 miliar PJS pada tahun 2024 hanya mendapatkan keuntungan sebesar 64 juta sedangkan untuk pengeluaran sebesar 749 juta untuk operasional kantor. (dihitung dari modal dikurangi Deposito dan kas ditambah bunga bank serta modal tranding ayam boiler dan laba bisnis) untuk operasional kantor
Klik Gambar![](https://hariangloballampung.com/wp-content/uploads/2023/05/WhatsApp-Image-2023-05-31-at-20.46.36-copy.jpg)